Total Tayangan Halaman

Minggu, 05 Februari 2012

Bahaya Bid`ah dan Taklid


                                                                     Pendahuluan
                                 As-salamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh
                                                       Bismillahirrahmaanirrahim
Segala puji bagi Allah Yang Maha Esa dengan sifat-sifat ke-sempurnaan,keindahan,dan keagungan Nya.Saya memuji Nya dengan pujian tak kunjung habis,dan Saya bersyukur kepada Nya.Dan Saya bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak diibadahi,kecuali Allah.Yang tiada sekutu bagi Nya dalam Uluhiyyah Nya,tiada tandingan bagi Nya dalam Rububiyyah Nya,dan tiada tandingan Nya pula dalam Asma dan Sifat Nya.
Saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya,yang diutus sebagai pembawa rahmat bagi sekalian alam.Allah telah mengutusnya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar,untuk mengeluarkan manusia dari menyembah makhluk kepada menyembah Khaliq(Pencipta),dari kezhaliman agama-agama lain kepada keadilan islam,dari kesempitan dunia kepada kelapangan dunia dan akhirat.Maka Shalawat dan Salam Allah semoga tetap tercurah kepada Nabi kita Muhammad bin Abdullah Saw,Kelurganya,Para Sahabatnya,dan orang-orang yang mengikuti jejak Nya hingga hari berbangkit kelak.
Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah Swt,Maka tiada yang dapat menyesatkannya,dan barang siapa yang disesatkakan oleh Allah Swt,maka tiada yang dapat memeberinya petunjuk.Kami berlindung kepada Allah Swt dari kejahatan diri kami dan keburukan amal kami.
Nabi Muhammad Saw diutus oleh Allah Swt dengan membawa petunjuk dan Agama yang haq.Beliaupun telah menyampaikan risalah,melaksanakan amanah,tulus dan kasih kepada ummatnya,serta berjihad dijalan Allah dengan  sebenar-benarnya,sampai beliau pulang ke rahmatnya.Sedang ummatnya beliau tinggalkan pada jalan yang lurus dan terang benderang,siapa yang menyimpang darinya pasti binasa.
Dari Irbadh r.a.berkata:Rasulullah saw bersabda:Sesungguhnya aku meninggalkan kamu sekalian seperti putih bersih,malamnya seperti siangnya,tidak menyimpang,siapa yang menyimpang darinya pasti binasa.(HR.Ibnu Abi Ashim).
Pada saat ini kita telah melihat,begitu banyak orang yang telah meninggalkan sunnah-sunnah Rasul saw.Mereka tidak lagi mengikuti sunnah-sunnah Rasul saw,bahkan mereka telah berbuat apa-apa yang tidak disyariatkan Oleh Allah dan Rasulnya saw.Sebagaimana Firman Allah Ta`ala  didalam Al-Qur`an:
“Apakah mereka mempunya sesembahan-sesembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah.(QS.Asy-Syura:21).
Sungguh suatu kebodohan yang mereka lakukan.Sehingga mereka telah berbuat sesuatu hal yang tidak diizinkan oleh Allah Swt.Bahkan dari mereka telah menganggap bahwasanya seseorang boleh   meng ada-adakan di dalam Agama dengan alasan bid`ah hasanah.Sungguh suatu kekeliruan yang mereka yakini.
Ketahuilah:Perbuatan bid`ah menyebabkan seseorang keluar dari  itti`ba(peneladanan) kepada Rasulullah saw.Meniadakan Konsekuensi Syahadat Rasul yaitu bahwasanya Muhammad adalah Rasulullah saw.Bahkan perbuatan bid`ah pada hakikatnya merupakan fitnah terhadap islam dengan sifat yang umum.Seorang pelaku bid`ah dengan perbuatan bid`ahnya meyakini bahwa agama Islam ini belum sempurna,dan akan sempurna dengan perbuatan bid`ah yang dilakukan oleh nya.
Bukti kesempurnaan peneladanan terhadap diri beliau saw telah banyak dicontohkan oleh para Sahabat beliau saw.kewajiban seorang muslim adalah berusaha untuk senantiasa meneladani Rasulullah saw dan menjauhi seluruh perbuatan bid`ah seperti yang dilakukan oleh orang-orang bodoh dari ummat ini.Ketahuilah menetapi satu sunnah adalah lebih baik dari bersungguh-sungguh dengan sejuta perbuatan bid`ah.
Abdullah bin Mas`ud r.a.Berkata:Sederhana didalam sunnah lebih baik dari pada bersunggug-sungguh didalam bid`ah.
Seorang mukmin akan senantiasa berusaha untuk mengikuti sunnah Rasulullah saw.Dalam rangka mencari keridhaan Allah Swt.Dan juga senantiasa berusaha untuk mengikuti atsar para salafus-shalih.Adapun seorang mubtadi(pelaku bid`ah)dia senantiasa berjalan diatas kesesatan yaitu hawa nafsu dan bayang-bayang ketidak pastian dalam seluruh amal perbuatannya.Maka dari itu hendaklah kita meneliti kembali apakah perbuatan yang kita amalkan itu sunnah ataukah bid`ah,baik ataukah buruk,mendapat pahala atau justru mendapat dosa.Ini kita lakukan agar kita tidak terjerumus kedalam jurang kesesatan.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu ta`ala berkata:Orang bodoh itu bagaikan lalat yang tidak hinggap kecuali pada kulit yang terluka,dan dia tidak mau hinggap pada kulit yang normal.Adapun orang yang berakal,ia akan memilah-milah,ini yang baik,dan ini yang baik.
Sungguh indah untaian kalimat ini,ringkas tetapi penuh arti.Demikianlah memang keadaan orang-orang bodoh,bagaikan seekor lalat yang tidak pernah berfikir apakah ini baik atau buruk,ini sunnah atau bid`ah,cantik atau jelek,dan ini wangi atau berbau busuk.Lain halnya dengan orang-orang yang berakal,sebelum melaksanakan sesuatu,ia akan berfikir dengan matang,apa akibat yang ditimbulkan,berpahala atau tidak,menuai keridhaan ataukah justru kemurkaan.
Sebagai wujud kepedulian,penjagaan dan pembelaan kami terhadap agama Allah yang hanif ini,dengan izin Allah Ta`ala,untuk itu kami mencoba untuk mengulas seputar bid`ah dan dampak negatif bid`ah bagi yang mengerjakannya,serta membedah tentang Taklid dan hukum taklid dalam agama islam,dengan mengemukakan dalil-dalil  yang bersumber dari Al-Qur`an dan as-Sunnah,serta  dirangkai  dengan ungkapan para ulama Salaf dari kalangan Sahabat,Tabi`in dan orang-orang yang mengikuti jejak mereka.

                                                      BID`AH                        
Amma ba`du
                                  Definisi Bid`ah Dari Segi Bahasa”
Sebelum kita membahas secara panjang lebar tentang permasalahan bid`ah didalam agama islam sebagaimana yang diyakini oleh orang-orang bodoh dari ummat ini.Hendaklah lebih dahulu kita mengenal apa arti bid`ah itu menurut bahasa.                                                                                                                                                                                                                      Dari tinjauan bahasa,kata bid`ah berasal dari kata bada`a-yabda`u-bid`an yang artinya memulai .Lebih lanjut disebutkan:Al-Bid`usy Syay`u Alladzi Yakuunu Awwalan sesuatu bid`ah yang terjadi kali pertama,atau sesuatu yang diada-adakan dengan bentuk yang belum pernah ada contohnya.
Sebagaimana firman Allah Swt:
“Katakanlah ya Muhammad`Aku bukanlah Rasul yang pertama diantara Rasul-Rasul.(QS.Al-Ahqaf:9).
Maksudnya:Nabi Muhammad disuruh menyatakan kepada orang ramai:Aku ini bukanlah seorang Rasul(Utusan Allah)yang bid`ah yang pertama kali didatangkan,tetapi aku ini seperti Rasul-Rasul yang pernah didatangkan oleh Allah kemuka bumi ini.
Kalimat Bid`ah dengan baris kasrah pada huruf Ba`bermakna sesuatu yang baru kali pertama terjadi.
Firman Allah Swt:
Allah yang menciptakan langit dan bumi.(QS.Al-Baqarah:117).
Maksudnya:Allah yang menciptakan Langit dan bumi dengan rupa dan bentuk yang tidak ada contoh sebelumnya.Dan dalam keadaan yang sebaik-sebaiknya dan seindah-indahnya.
Apabila ada orang mengatakan si Fulan telah berbuat bid`ah,maka artinya si Fulan telah mengadakan suatu cara(jalan)yang belum pernah ada.
Orang Arab menamai sesuatu pekerjaan yang indah yang belum ada contohnya amrun badi`un=suatu pekerjaan atau urusan yang indah,belum ada contoh yang mendahuluinya.
Karenanya pekerjaan-pekerjaan yang diada-adakan dalam agama dan dipandang indah oleh orang yang mengadakannya disebut bid`ah.
Pekerjaan menciptakan bid`ah dalam bahasa Arab dinamai ibtida`,barang yang di ada-adakan itu dinamakan bid`ah.                                                                                                          
Ar-Raghib mengatakan dalam Al Mufra-dat:Bid`ah menurut bahasa,ialah menciptakan sesuatu tanpa mempergunakan alat,maddah(benda) masa dan tempat.                                                                                        
                                         Takrif al-bid`ah menurut syarak”
Adapun kata al-bid`ah menurut Syariat,sepanjang keterangan para ulama ahli bahasa,ahli ushul fikih dan ahli hadits,adalah sebagai berikut:
Kata al-Jauhari-Lughah dalam kitab Shihanul-Lughah adalah:Adapun bid`ah,ialah barang baru dalam agama sesudah sempurna.
Al-Fairuzabadi dalam Qamusul-Muhtin adalah:Adapun bid`ah itu,ialah barang baru didalam agama sesudah sempurna,atau apa-apa yang diadakan baru sepeninggal Nabi saw.dari keinginan hawa nafsu dan beberapa amal perbuatan.
Imam Abu Syamah menulis dalam kitabnya al-Ba`ts yang bunyinya demikian:Dan telah biasa berlaku,lafal (kata) bid`ah itu barang baru yang dibenci dalam agama.
Selanjutnya beliau menulis:”Yaitu apa-apa yang belum pernah ada di masa Nabi saw.Dari apa-apa yang beliau kerjakan atau yang beliau tetapkan atau yang diketahui dari undang-undang syariatnya.
Sebagian Ulama Ahli Hadits menakrifkan bid`ah adalah:Yaitu urusan yang baru didalam agama,baik berupa aqidah(kepercayaan),baik berupa ibadat ataupun berupa sifat bagi ibadat yang belum pernah ada dimasa Rasulullah saw.
Pengarang Thariqah Mahmuddiyah memberi takhrif tentang bid`ah sepanjang syariat adalah:Yaitu tambahan dalam agama atau pengurangan darinya,yang kedua-duanya baru terjadi sesudah masa Sahabat Nabi saw dengan tidak ada izin dari syari`(pembuat syariat)itu,tidak dengan perkataan,tidak dengan perbuatan,tidak dengan tegas,dan tidak dengan isyarat.maka bid`ah itu tidak menyangkut urusan adat-adat sama sekali,tetapi teringkas atas sebagian akaid dan sebagian rupa-rupa(cara-cara)ibadat.
Dengan keterangan yang tertera itu dapat diambil kesimpulan,bahwa yang dinamakan bid`ah menurut syariat adalah:sesuatu yang baru dalam urusan agama islam,baik yang berupa akidah(kepercayaan),baik berupa ibadat ataupun yang bercorak seperti ibadat yang belum pernah ada dizaman Nabi saw.jadi bid`ah itu adalah membuat syariat yang baru didalam agama yang tidak ada contoh dari Nabi Muhammad saw.
                  “Penjelasan para ulama ahli ushul fikih tentang bid`ah
Imam Syathibi rahimahullahu ta`ala berkata di dalam kitab nya al-itisham adalah:Maka jika demikian,bid`ah itu ialah suatu jalan yang ditempuh dalam mengamalkan din(agama) ,yang merupakan suatu hal yang baru yang menyerupai syariat,serta diniatkan dalam rangka beribadah kepada Allah Swt.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu ta`ala berkata:Bid`ah dalam urusan din(agama)adalah suatu hal yang tidak pernah disyari`atkan oleh Allah dan Rasulnya saw,yaitu sesuatu yang tidak diperintahkan,baik hukum nya wajib ataupun Sunnah.
Sebenarnya  penjelasan Ulama tentang mengartikan masalah bid`ah amat banyak.Saya rasa apa yang telah saya kemukakan di atas adalah telah cukup.Jadi bid`ah itu adalah sesuatu hal yang baru didalam agama setelah wafat nya Rasulullah saw.
                             “ Penyebab Timbulnya Bid`ah
Tidak diragukan lagi bahwa dengan berpegang teguh kepada kitab dan sunnah seseorang dapat selamat,tidak jatuh pada perbuatan bid`ah dan terjerumus kedalam jurang kesesatan.
Allah Swt berfirman:
Dan sesungguhnya inilah jalan ku yang lurus,maka ikutilah dia,dan janganlah kamu kamu mengikuti jalan-jalan yang lain,karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kalian dari jalan-jalannya(QS.Al-An-am:153).
Dan Nabi saw telah memperjelas hal tersebut dalam  sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas`ud r.a.ia berkata,Rasulullah saw membuat garis lurus untuk kita,lalu beliau bersabda:Ini adalah jalan Allah.Kemudian beliau membuat garis disebelah kanannya dan sebelah kirinya,lalu beliau bersabda:Ini adalah jalan-jalan lain dan pada setiap jalan tersebut ada setan yang mengajak orang-orang kepadanya.Kemudian Nabi saw membaca ayat:
Dan sesungguhnya inilah jalan ku yang lurus,maka ikutilah dia,dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan yang lain,karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kalian dari jalan-jalanya.(QS.Al-An-am:153).
Maka barang siapa berpaling dari kitab al-Qur`an dan sunnah,niscaya dia akan diseret oleh berbagai jalan yang menyesatkan dalam bid`ah-bid`ah yang diada-adakan didalam agama.penyebab yang mendorong timbulnya bid`ah akan saya jelaskan dibawah ini dengan secara rinci(Insya Allah).
1.Ketidaktahuan(Kebodohan)Terhadap hukum agama.
Semakin bertambah panjang perjalanan masa dan bertambah jauh manusia dari ajaran-ajaran risalah islam,maka ilmu akan semakin sedikit dan kebodohan akan bertambah meluas,Hal ini seperti yang dikatakan oleh Rasulullah saw dalam sabdanya.
Barang siapa hidup sesudah kun anti,niscaya akan melihat perselisihan yang banyak(HR.Ahmad).
Sabda Rasulullah saw:Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu secara serta merta dari hamba-hambanya,akan tetapi dia mencabut ilmu dengan mewafatkan ulama,sehingga bila tidak tersisa seorang alim pun,maka manusia akan mengangkat pemimpin yang bodoh,lalu mereka (para pemimpin)ditanya kemudian mereka menjawab tanpa didasari ilmu pengetahuan,akhirnya mereka sesat dan menyesatkan.(HR.at-Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Itulah ummat saat ini mereka telah mengesampingkan Al-Qur`an dan Hadits  yang menjadi pegangan umat islam,saat ini kebanyakan manusia hanya berkata dengan fikiran-fikiran mereka semata bukan berdasarkan ilmu,lantas sesatlah mereka dan menyesatkan.
2.Mengikuti Hawa Nafsu
Barang siapa yang berpaling dari Al-Qur`an dan as-Sunnah pasti ia mengikuti hawa nafsunya.Allah Swt berfirman:
Maka jika mereka tidak menyambut(seruan)mu,ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka hanya mengikuti hawa nafsu mereka belaka.Dan siapakah orang yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun.(QS.Al-Qashash:50).
Dalam ayat lain Allah Swt berfirman:
Maka sesungguhnya kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan Ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hati nya dan meletakkan penutup atas penglihatannya?Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah membiarkannya sesat.(QS.Al-Jatsiah:23).
Perbuatan bid`ah itu tidak lain hanyalah hasil dari hawa nafsu yang dituruti.
3.Fanatik Terhadap pendapat dan Tokoh tertentu
Fanatik ini dapat menghalangi seseorang dari mengikuti dalil dan mengetahui kebenaran.
Allah Ta`ala berfirman:Dan apabila dikatakan oleh mereka,ikutilah apa yang telah diturunkan Allah.Mereka menjawab,Tidak,tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari perbuatan nenek moyang kami.(QS.Al-Baqarah:170)
Begitulah sifat orang-orang yang fanatik buta pada zaman sekarang ini,dan sebagian pengikut Madzhab dan aliran sufi serta orang-orang Qubariyun(para pemuja kuburan).bila mereka diajak untuk mengikuti kitab al-Qur`an dan sunnah,dan diajak meninggalkan apa yang mereka kerjakan bertentangan dengan keduanya(al-Qur`an dan as-Sunnah) mereka berdalil(beragumen)dengan madzhab-madzhab mereka dan dengan pendapat guru-guru mereka,orang tua dan nenek moyang mereka.
4.Meniru-niru orang kafir
Hal yang satu ini termasuk yang paling dapat menjerumuskan seseorang dalam perbuatan bid`ah,sebagaimana disinyalir dari hadits Abu Waqid al-Laitsi r.a.yang berkata,Kami pernah keluar bersama Rasulullah saw menuju perang hunain,saat itu kami baru saja lepas dari kekafiran(baru masuk islam).orang-orang musyrik saat itu mempunyai pohon bidara yang mereka sering menetap lama disisi pohon tersebut yang dikenal dengan sebutan”Dzatu Anwath”(Tempat menggantungkan).tatkala kami melewati sebuah pohon bidara,lalu kami berkata,wahai Rasulullah,jadikanlah buat kami Dzatu Anwath,sebagaimana mereka(orang-orang musyrik)mempunyai Dzatu Anwath.”Rasulullah saw bersabda,Allahhu Akbar,demi Allah yang jiwaku berada ditangannya,sungguh kalian telah mengatakan seperti apa yang telah dikatakan oleh kaum Bani Israil kepada Musa.
Buatlah untuk kami tuhan(berhala)sebagaimana mereka mempunyai beberapa tuhan(berhala),Musa menjawab”Sesungguhnya kalian ini adalah kaum yang tidak mengetahiu.(QS.Al-A`raf:138).
Rasulullah saw bersabda:Sungguh kalian akan meniru cara-cara kaum sebelum kamu.(HR.Tirmidzi).
Dalam hadits ini dijelaskan bahwa tasyabbuh dengan orang kafir adalah suatu hal yang mendorong kaum Bani Israil dan sebagian ummat Muhammad saw untuk meminta permintaan buruk,yaitu menuntut Nabi Musa as.untuk membuatkan bagi mereka tuhan-tuhan berhala yang dapat mereka sembah dan mencari berkah darinya.Dan ini pulalah yang terjadi sekarang ini,dimana sebagian kaum senang meniru-niru kaum kuffar dalam praktek bid`ah dan kesyirikan,seperti perayaan hari kelahiran dan maulid,menjadikan hari-hari atau minggu-minggu tertentu untuk suatu kegiatan ritual khusus,menyelenggarakan pertemuan dan perayaan keagamaan,perayaan hari-hari peringatan,mendirikan patung-patung dan bermacam berhala kenangan,serta menyelenggarakan pesta makan dan berbagai bid`ah jenazah serta menyembah kuburan,dan lain-lainya.
                                   “Macam-Macam Bid`ah
Bid`ah didalam agama ada dua macam:
Pertama:Bid`ah Qauliyah I`tiqadiyah (bid`ah yang bersifat pemikiran dan akidah),seperti,pemikiran sesat kelompok Jahmiyah,Qadariyah,Mu`tazilah serta seluruh kelompok sesat lainnya dan keyakinan-keyakinan mereka.
Kedua:Bid`ah dalam masalah ibadah,seperti beribadah kepada Allah Swt dengan bentuk ibadah yang tidak diajarkan.Bid`ah ini banyak jenisnya antara lain:
Jenis pertama:Bid`ah yang terjadi pada asal usul ibadah.Misalnya membuat ibadah yang tidak ada dasarnya dalam syariat,seperti membuat shalat yang tidak disyariatkan seperti shalat hadiah,atau puasa yang tidak tidak ada ajaran dari syariat seperti puasa berdiri ditengah hari yang terik,puasa hanya makan nasi dan air putih saja.Atau perayaan-perayaan yang tidak ada syariatnya  seperti peringatan Maulid Nabi saw,Isra Mi`raj dan lainnya.
Jenis kedua:Bid`ah berupa penambahan terhadap ibadah yang disyariatkan.Misalnya menambah rakaat pada shalat shubuh hingga menjadi tiga rakaat seperti shalat magrib.
Jenis ketiga:Bid`ah yang terjadi pada cara pelaksanaan ibadah yang disyariatkan,misalnya melaksanakan ibadah tersebut dengan cara yang tidak sesuai dengan yang dianjurkan atau tidak sesuai dengan tata cara ibadah tersebut.Seperti,Membaca dzikir secara berjamaah dengan menggelengkan kepala  kekanan dan kekiri,menambah lafaz sayyidina disaat membaca tasyahud.
Jenis keempat:Bid`ah berupa pengkhususan waktu tertentu untuk melaksanakan ibadah yang disyariatkan,sementara syariat islam tidak mengkhususkan waktu tersebut.Seperti mengkhususkan hari Nishfu Sya`ban (pertengahan bulan sya`ban) untuk berpuasa dan shalat malam.Ibadah puasa dan shalat malam itu,memang disyariatkan akan tetapi pengkhususan waktu tertentu membutuhkan dalil lagi.
“Tanda-Tanda Ahlul Ahwa dan Ahlul Bid`ah dan Beberapa Golongan Mereka”
Ada beberapa tanda yang nampak pada mereka dan mudah diketahui untuk mengenal mereka.Allah Ta`ala telah mengabarkan tentang mereka didalam kitabn-Nya,sebagaimana pula Rasulullah saw telah mengabarkan tentang mereka didalam sunnahnya.Yang demikian itu sebagai peringatan bagi ummat dari mereka dan melarang menempuh jalan mereka.
               DI antara tanda-tanda mereka adalah:
1.       Jahil terhadap tujuan umum syari`at islam.
2.       Berselisih,berpecah belah,dan meninggalkan jamaah.
3.       Suka berbantah-bantahan dan bermusuhan.
4.       Mengikuti hawa nafsu.
5.       Mendahulukan akal dari pada nash(Dalil).
6.       Tidak mengerti as-Sunnah.
7.       Tenggelam dan berlarut-larut dalam mendalami ayat-ayat yang mutasyabihat(ayat-ayat yang masih samar maknanya).
8.       Menentang as-Sunnah dengan al-Qur`an.
9.       Berlebihan dalam mengagungkan tokoh-tokoh tertentu.
10.   Berlebihan dalam ibadah.
11.   Menyerupai orang kafir.
12.   Melontarkan gelar yang tidak layak/buruk kepada Ahlus Sunnah dan membenci mereka.
13.   Membenci dan memusuhi orang-orang yang membawakan sabda-sabda Nabi saw,serta menghina mereka.
14.   Mengkafirkan orang-orang yang menyelisihi mereka tanpa dalil.
15.   Meminta pertolongan kepada penguasa untuk menghabisi orang-orang yang membawa kebenaran.
Itulah tanda-tanda ahlul Ahwa dan Ahlul Bid`ah.Dan bid`ah-bid`ah yang mereka lakukan berupa quliyah(perkataan),fi`iliyah(perbuatan) dan aqdiyah(keyakinan).Dan diantara mereka adalah:
1.Rafidhah.Mereka adalah orang-orang yang berlebih-lebihan(ghuluw) terhadap keluarga Rasulullah saw (Ahlul bait) dan mengkafirkan para sahabat Nabi saw dan menuduh para sahabat Nabi saw fasik.Mereka itu terpecah belah menjadi beberapa sekte pula,diantara mereka ada yang ekstrim(ghuluw),yaitu mereka yang mengklaim bahwa Ali adalah ilah (Tuhan) dan ada yang selain itu.
Bid`ah mereka pertama kali muncul pada masa Khalifah Ali bin Abi Thalib ketika Abdullah bin Saba berkata kepadanya:Andalah ilah(Tuhan).Maka Ali ra.memerintahkan membakar para pengikutnya,sedangkan Abdullah bin Saba,pemimpin mereka melarikan diri dari satu kota ke kota yang lain.
Madzhab(keyakinan) mereka dalam sifat-sifat Allah beraneka ragam:Diantara mereka ada yang musyabbih (Menyerupakan Allah dengan hambanya),dan ada yang mu`aththil (meniadakan atau menolak sifat-sifat Allah) dan ada yang pertengahan.
Mereka dinamakan Rafidhah,karena mereka meninggalkan Zaid bin Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib ketika mereka bertanya kepadanya tentang Abu Bakar dan Umar r.a,lalu beliau malah mendoakan kepada mereka berdua agar mendapat rahmat Allah Swt.Maka dari itu mereka  meninggalkannya dan menjauhkan diri darinya.
Mereka menamakan diri mereka syi`ah,karena mereka mengklaim bahwa mereka membela ahlul bait,menolong mereka dan menuntut untuk mendapatkan hak-hak mereka didalam imamah (Kepemimpinan/kekhalifahan).
2.Jahmiyah.Nisban (afiliasi) kepada Jahm bin Shafwan yang telah dibunuh oleh Salim atau Salam bin Ahwaz pada tahun 121 H.
Madzhab merka tentang sifat-sifat Allah adalah ta`thil dan meniadakannya;dalam masalah qadar (takdir) mereka berfaham jabr (Fanatisme:manusia tidak punya kehendak dan perbuatan,semua yang dilakukan adalah kehendak dan perbuatan Allah).Dalam masalah iman,mereka berfaham irja,yakni iman itu sekedar pengakuan hati,sedangkan perkataan dan perbuatan tidak termasuk dalam pengertian iman.Maka menurut mereka,pelaku dosa besar adalah mukmin yang sempurna imannya.Jadi mereka itu adalah:mu`aththilah,jabariyah dan murji`ah.Mereka terpecah menjadi beberapa sekte.
3.Khawarij.Mereka adalah orang-orang yang keluar untuk memerangi Ali bin Abi Thalib karena tahkim (permasalahan arbitrase)
Madzhab mereka adalah tidak mengakui kepemimpinan Utsman dan Ali,membangkang terhadap imam (pemimpin) jika mereka pandang telah menyelisihi sunnah,mengkafirkan pelaku dosa besar dan menganggap pelakunya kekal didalam neraka.Mereka terpecah belah menjadi beberapa sekte pula.
4.Qadariyah.Mereka adalah orang-orang yang menafikan qadar (takdir) dari perbuatan-perbuatan manusia.Menurut mereka,manusia memiliki kehendak dan kemampuan tersendiri terpisah dari kehendak dan qudrah Allah.Orang yang pertama kali memunculkan pemikiran sesat ini adalah Ma`bad al-Juhani pada akhir generasi  sahabat.Ia belajar dari seorang  majusi di Bashrah.
Qadariyah memiliki dua sekte:ekstrim (ghuluw) dan non ekstrim.Adapun yang ekstrim,mereka mengingkari ilmu Allah,kehendak-Nya,qudrah-Nya,penciptaan-Nya terhadap perbuatan-perbuatan manusia,dan mereka sudah punah atau hampir sudah punah.Sedangkan Qadariyah non ekstrim,mereka mengimani bahwa Allah itu maha tahu terhadap perbuatan-perbuatan hamba-Nya,tetapi mereka mengingkari terjadinya perbuatan tersebut atas kehendak Allah,qudrah-Nya dan penciptaan-Nya.Dan inilah yang menjadi pemikiran-pemikiran atau Madzhab finalnya.
5.Murji`ah.Mereka adalah orang-orang tidak memasukkan amal perbuatan kedalam pengertian iman.Menurut mereka,amal bukan bagian dari iman.Iman hanya sekedar ikrar atau pengakuan hati.Orang yang fasik,dalam pandangan mereka,adalah orang mukmin yang sempurna imannya,meskipun mereka melakukan kemaksiatan atau meninggalkan ketaatan.Apabila kita memvonis kafir seseorang karena meninggalkan beberapa syariat agama islam,itu karena tidak adanya pengakuan hatinya,bukan karena ia meninggalkan amal tersebut.Inilah madzhab (aliran) Jahmiyah yang dengan madzhab Khawarij yang sangat berseberangan.
6.Mu`tazilah.Merka adalah para pengikut Washil bin Atha yang mengasingkan diri dari majlis ilmu al-Hasan al-Bashri.Ia menetapkan bahwa orang fasik berada di suatu posisi diantara dua posisi,ia bukan mukmin juga bukan kafir,dia kekal didalam neraka.Dan pendapat Washil ini diikuti oleh Amr bin Ubaid.
Madzhab mereka tentang sifat-sifat Allah adalah ta`thil seperti Jahmiyah,didalam masalah qadar,mereka adalah Qadariyah,mengingkari keterikatan qadha`Allah dan takdir-Nya dengan perbuatan-perbuatan manusia.Dan dalam masalah pelaku dosa besar,mereka berpandangan bahwa dia kekal didalam neraka;ia keluar dari iman,berada disuatu posisi diantara dua posisi,yaitu antara  iman dan kufur.Mereka bertolak belakang dengan Jahmiyah dalam masalah dua prinsip ini.
7.Karamiyah.Mereka adalah para pengikut Muhammad bin Karam yang meninggal pada tahun 255 H.Mereka condong kepada tasbiyah (menyerupakan sifat-sifat Allah dengan sifat-sifat hamba-Nya) dan menganut faham irja (Mengeluarkan amal dari pengertian iman).Mereka berpecah belah menjadi beberapa sekte pula.
8.Salimah.Mereka adalah para pengikut seseorang yang dipanggil:Ibnu Salim;mereka berfaham tasbiyah dalam masalah sifat-sifat Allah.
Sebagian ulama ada yang berpendapat,Inilah akar golongan yang sesat dan menjadi sumber Bid`ah,yang keseluruhan terbagi menjadi beberapa sekte sehingga genap menjadi 72 golongan,yang semuanya dineraka.

                        Adakah Bid`ah Hasanah didalam urusan Ibadat?
Pembahasan seputar bid`ah tidak akan pernah tuntas dan tidak akan pernah habis-habis nya.semakin hari semakin bertambah amalan bid`ah yang dilakukan oleh orang-orang bodoh dari ummat ini.akibatnya ummat semakin jauh dari ajaran agamanya,dan semakin terperosok kedalam jurang kesesatan yang nyata.mereka terlalu asyik dengan amalan-amalan bid`ah yang mereka lakukan dan menyangka bahwasanya amalan bid`ah yang dilakukan nya itu sudah diperkenankan oleh syara.padahal mereka telah terperosok kedalam tipu daya syetan dan jurang kesesatan.
Rasulullah saw bersabda:Sesungguhnya iblis berkata:aku merusakkan mereka(umat islam) dengan dosa-dosa,lalu mereka merusakkan aku dengan istigfar;maka tatkala aku melihat demikian itu,aku merusakkan mereka itu dengan dengan hawa keinginan bid`ah,lalu mereka menyangka bahwa mereka itu mendapat petunjuk yang benar,maka mereka tidak lantas memohon ampunan.(HR.Abi Ashim dari Abu Bakar as-Shiddiq).
Maka dari itu berhati-hatilah kita terhadap hal-hal yang baru didalam agama.karena hal-hal yang baru didalam agama itu akan menjerumuskan kita  kedalam jurang kesesatan.Dan syetan akan berusaha sekuat tenaga dengan seluruh tipu daya nya agar kita terjaring didalah perbuatan bid`ah,sehingga kita menyangka kita telah berada pada ajaran yang benar dan telah mendapatkan petunjuk,padahal itu tak lebih dari perangkap syetan yang akan menyeret kita kedalam neraka.Kita heran kenapa pelaku bid`ah terlalu gigih mempertahankan bid`ah-bid`ah yang diada-adakan setelah sepeninggal Rasulullah saw?bahkan pendukung bid`ah bukan hanya orang-orang awam saja,bahkan para penguasa di negeri  inipun ikut andil dan berperan dalam menyebarluaskan bid`ah dikalangan kaum muslimin.
Para pelaku bid`ah senantiasa melakukan bid`ah didalam agama Allah ini,dan mereka mengatakan bid`ah yang mereka lakukan adalah bid`ah hasanah.untuk lebih jelasnya akan saya kemukakan dibawah ini(insya Allah),dalil-dalil yang biasa dipergunakan oleh ahli bid`ah dalam mempertahankan bid`ah yang mereka lakukan,kemudian akan saya jelaskan kekeliruan dan kesalahan mereka dalam mempergunakan dalil-dalil itu,dan kelemahan-kelemahan yang mereka pergunakan.
                     “Dalil-dalil yang biasa dipergunakan oleh ahli Bid`ah
1.mereka berkata:boleh berbuat Bid`ah dalam urusan ibadat karena ada hadits:
“Tiap-tiap bid`ah itu sesat,kecuali dalam urusan ibadat.
Maksud nya bahwa  tap-tiap bid`ah itu sesat,kecuali bid`ah dalam urusan ibadat.
2.mereka berkata bahwasanya didalam agama itu ada bid`ah hasanah karena ada hadits Nabi Saw:
“Barang siapa mengadakan satu cara baik didalam islam,maka ia dapat pahala dan pahala orang yang turut mengerjakan nya dengan tidak kurang sedikit pun dari pahala mereka itu,dan barang siapa yang mengada-adakan satu cara yang jelek,maka ia akan mendapat dosa dan dosa orang yang ikut mengerjakan nya dengan tidak di kurangi sedikit pun dari dosa mereka itu.(HR.Muslim)
Maksud nya:Orang yang mengadakan satu cara yang baik didalam islam,maka ia akan mendapatkan pahala dan juga dari pahala orang yang mengerjakan nya,tanpa dikurangi sedikitpun,dan sebaliknya orang yang mengadakan satu cara yang jelek,maka ia akan mendapat dosa dan juga dosa orang yang turut  mengerjakan nya dengan tidak dikurangi sedikitpun.
3.mereka berkata .boleh mengadakan bid`ah hasanah didalam islam asal saja sudah disepakati oleh kebanyakan orang islam,karena ada hadi Nabi Saw:
“Apa-apa yang telah dipandang baik oleh orang islam,maka ia baik disisi Allah”
Maksudnya adalah:Apa-apa yang telah dipandang baik oleh umat islam,maka urusan itu baik juga disisi Allah.
4.Para pembela bid`ah hasanah juga memakai dalil dengan shalat tarawih pada tiap-tiap malam bulan Ramadhan dengan cara berjamaah dengan dipimpin oleh seorang imam shalat.Sebagaimana yang dilakukan Oleh Khalifah Umar bin Khaththab r.a.dan pekerjaan itu beliau katakan bid`ah hasanah.dan mereka juga ber dalil dengan perkataan dari Umar bin Khaththab r.a.yang berkata”Sebaik-baik bid`ah adalah  ini”(mengumpulkan jamaah untuk shalat berjamaah yang dipimpin oleh seorang imam).
5.Ada lagi yang dijadikan Dalil oleh para pembela bid`ah yakni tambahan Azan jum`at yang dilakukan oleh Khalifah Usman bin Affan r.a.,yakni dilakukan dan diucapkan di atas zaura(sebuah tempat di tengah-tengah pasar kota madinah dan sebuah rumah dinamakan zaura).Padahal dimasa Nabi Saw,dimasa Abu Bakar dan Umar hanya melakukan dengan satu kali azan,yaitu pada sewaktu Imam telah duduk diatas mimbar.
                          “Jawaban atas Dalil yang mereka kemukakan”
1.Jawaban terhada hadis tiap-tiap bid`ah sesat kecuali bid`ah dalam ibadat.
“Hadits itu tidak termaktub didalam kitab-kitab hadis yang muktabar seperti di kitab Sahih Bukhari,Muslim,Abu Dawud,Tirmidzi,an-Nassai dan Ibnu Majah.dan matan hadits itu telah bertentangan dengan Al-Qur`an dan Hadits-hadits yang Sahih.
“Hadits itu didalam isnad nya terdapat  2 orang yang lemah diantara nya:
al-Haitsam bin Adi at-Thai dia terkenal sebagai pendusta dan tukang pemalsu Hadits dan telah dilemahkan oleh kebanyakan ahlul Hadits.
An-Naqqasi terkenal seorang  yang tertuduh pendusta.Dan dia telah dilemahkan oleh para ahli hadits.
jadi hadis itu bukanlah Hadits Sahih dari Nabi saw,tetapi Hadits itu adalah Hadits palsu(Maudhu)menurut ahli hadits.Maka itu tertolak lah hadits ini dan tidak boleh dijadikan hujah(alasan)untuk menguatkan adanya bid`ah hasanah.
2.jawaban terhadap keterangan yang ke 2.”Barang siapa yang mengadakan satu cara yang baik didala islam…..
 Kata Man Sanna fil Islam“yang artinya”Barang siapa yang berbuat dalam islam”.kemudian menyatakan:Sunnah hasanah yang berarti:Sunnah yang baik”sedangkan bid`ah bukan yang baik.Tentu berbeda antara melakukan sunnah dan mengerjakan bid`ah.
Jawaban lainnya:bahwa kata Man Sanna”bisa diartikan pula dengan:Barang siapa yang menghidupkan suatu sunnah”yang telah ditinggalkan.jadi kata “sanna”tidak berarti membuat sunnah dari dirinya sendiri,melainkan menghidupkan suatu sunnah yang telah ditinggalkan.
Ada juga jawaban lain yang diambil dari sebab turunnya hadits tersebut,yaitu kisah orang-orang yang datang kepada Nabi saw,dan mereka itu dalam keadaan teramat sulit(miskin).Maka beliau menghimbau kepada para sahabat untuk mendermakan sebagian dari harta mereka,kemudian datanglah seseorang dari seorang Sahabat Anshar dengan membawa sebungkus uang perak yang kelihatan nya cukup banyak,lalu diletakkan dihadapan Rasulullah saw,dengan niat untuk memberikan uang perak itu kepada orang yang menderita sengsara.seketika itu muka Rasulullah saw langsung berseri seri.Setelah diletakkan dihadapan Nabi Saw.seorang Anshar itu memberikan uang peraknya itu kepada orang yang menderita kesusahan,dan diikuti oleh sahabat-sahabat yang lain yang juga mendermakan uang nya untuk membantu orang yang menderita kesusahan.Melihat perbuatan Anshar tersebut Rasulullah saw langsung besabda seperti hadits diatas.Jadi hadits itu jelas mengenai urusan keduniaan yakni mengenai pertolongan yang diberikan kepada orang yang menderita kemiskinan.Jadi jelas lah buat kita makna hadits itu bukanlah untuk membuat syariat didalam agama.Tetapi hadits itu adalah menyangkut mengenai urusan keduniaan.
3.jawaban terhadap keterangan yang ke 3,Apa-apa yang telah dipandang baik oleh orang-orang islam,maka baik pulalah disisi Allah.
Para Ahli Hadits telah menyelidiki dengan seksama tentang hadits itu,sebagian ahli hadits mengatakan bahwa hadits itu bukanlah hadits Nabi saw.Imam al-Alai berkata:Saya tidak mendapati hadits itu marfu dari Nabi Saw,sedikitpun dari kitab-kitab hadits yang muktabar,dan tidak pula dengan sanad yang dhaif.Sudah lama saya selidiki dan saya periksa,nyatalah sudah bahwa hadits itu bukanlah hadits marfu dari Nabi Saw.Tetapi mauquf hingga Sahabat Ibnu Mas`ud r.a.yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad.
Imam al-Laknawi menyatakan bahwa hadits itu mauquf hingga sahabat Ibnu Mas`ud r.a.bukan marfu kepada Nabi saw,yakni bukan sabda Nabi saw,tetapi dari perkataan Sahabat Ibnu Mas`ud r.a.
Dalam kitab Asnal-Mathalib dinyatakan:Bahwa Hadits itu bukan dari Nabi Saw.tetapi dari perkataan Sahabat Ibnu Abbas r.a.diriwayatkan oleh ImamAhmad.
Alhasil Hadits itu bukanlah Hadits dari Nabi Saw,tetapi dari perkataan Ibnu Mas`ud r.a.,atau dari perkataan Ibnu Abbas r.a.Oleh sebab itu tak dapat perkataan Ibnu Mas`ud r.a.atau perkataan Sahabat Ibnu Abbas r.a.Itu dijadikan sebagai dalil untuk menguatkan adanya bid`ah hasanah didalam urusan ibadat.Sebenarnya rangkaian hadits itu tidak hanya seperti diatas,tetapi agak panjang yang bunyinya sebagai berikut:
Sesungguhnya Allah Ta`ala telah memeriksa hati-hati hamba,maka ia telahmemilih antara mereka Muhammad,lalu ia membangkitkan dia dengan risalah-nya.kemudian Allah memeriksa hati-hati para hamba,maka ia telah memilih padanya(Muhammad)itu beberapa orang Sahabat,lalu ia  menjadikan nya beberapa orang wazir padanya.maka apa-apa yang orang islam(para Sahabat Nabi saw) memandang baik,maka baiklah disisi Allah;dan apa-apa yang orang-orang islam(para Sahabat Nabi saw) memandang jelek,maka jeleklah disisi Allah.
Yang dimaksud dengan apa-apa yang dipandang baik oleh orang-orang islam itu adalah:Hanyalah para Sahabat Nabi saja dan bukan dipakai untuk seluruh ummat Islam.Karena susunan kata sebelum nya bertalian dengan para Sahabat Nabi saw.
Jadi hadits itu mengandung arti:Segala sesuatu yang telah dipandang baik oleh para Sahabat Nabi saw,maka Allah memandang baik juga,dan segala sesuatu yang dipandang jelek oleh Sahabat Nabi saw maka Allah memandang jelek juga.supaya tidak berlawanan dengan hadits yang menerangkan bahwa ummat islam akan terpecah menjadi 72 golongan,semuanya dineraka ,melainkan satu golongan saja,yaitu golongan yang tetap mengikuti Sunnah Nabi dan Sahabatnya.apabila segala yang dipandang baik oleh golongan yang mana saja dari umat islam,kita harus pandang baik,maka tak adalah golongan yang sesat dari antara umat islam sebagaimana Sabda Nabi Muhammad saw.
Dan perlu diketahui:bahwa kata”yang dipandang baik”dan kata “yang dipandang jelek”dalam hadits itu sudah barang tentu bukan urusan ibadat.tetapi sudah pasti menyangkut urusan keduniaan.karena tidak mungkin Sahabat Nabi saw berbuat menambah atau mengurangi tentang urusan ibadat(keagamaan).Maka dari itu tertolaklah pendapat pembela bid`ah hasanah yang berdalil dengan perkataan Sahabat Ibnu Mas`ud r.a.Atau dengan perkataan Sahabat Ibnu Abbas r.a.
4.Jawaban atas keterangan ke 4.tentang shalat tarawih dengan berjamaah pada tiap-tiap bulan Ramadhan:
Shalat tarawih pada malam-malam bulan ramadhan itu bukanlah suatu bid`ah yang dikatakan oleh orang-orang yang tidak mengerti riwayat sebenarnya,tetapi shalat tarawih pada malam-malam bulan ramadhan yang dipimpin oleh seorang imam shalat itu adalah Sunnah dari Rasulullah saw,sebagaimana yang dikatakan oleh Aisyah r.a.Bahwa nabi saw pernah melakukan qiyamullail bersama para sahabat tiga malam berturut-turut,kemudian beliau menghentikan nya pada malam keempat dan bersabda:
“Sesungguhnya aku takut kalau shalat tersebut diwajibkan atas kamu,sedangkan kamu tidak mampu untuk melakukan nya”(HR.Bukhari-Muslim dari Aisyah r.a.).jadi Shalat qiyamullail di bulan Ramadhan yang di imami oleh seorang Imam itu adalah sunnah dari Nabi saw,bukan bid`ah sebagaimana yang dikatakan oleh orang yang tidak mengerti  riwayat yang sebenarnya.
Bagaimana tentang Khalifah Umar bin Khaththab r.a.mengatakan:Sebaik-baik bid`ah adalah ini”yaitu shalat tarawih dengan berjamaah yang dipimpin oleh seorang imam shalat?
Jawab:perkataan Khalifah Umar bin Khaththab itu bukanlah bid`ah yang hakiki,tetapi bid`ah lughawi saja.Setiap sesuatu yang mempunyai dasar rujukan(Dalil)dalam agama,kemudian hal itu diistilahkan sebagai bid`ah,maka yang dimaksud adalah bid`ah menurut pengertian bahasa,bukan menurut pengertian syar`i.Sebab bid`ah dalam pengertian syar`I adalah bid`ah yang tidak mempunyai dasar rujukan didalam syariat.Sebagaimana yang telah ditegaskan oleh Ibnu Hajaral-Haitimy.dengan ini jelas lah bahwa menjamaahkan shalat tarawih yang dipimpin oleh seorang imam pada malam bulan Ramadhan itu bukanlah bid`ah tetapi sunnah.Sebagaimana yang pernah dilakukan Nabi saw.
5.Jawaban ke-5 tentang tambahan azan pada hari jum`at yang terjadi dimasa Khalifah Usman bin Affan r.a.
Azan yang tejadi pada kekalifahan Usman bin Affan r.a.Yakni dengan dua  kali azan pada hari jum`at itu bukanlah bid`ah yang sebagaimana dikatakan oleh para pembuat bid`ah hasanan,karena Azan yang ditambah `usman itu tidak keluar dari Syara,beliau r.a.melakukan hal itu untuk memberitahukan waktu shalat.Beliau r.a.Menyuruh orang membaca Azan diatas Zaura(sebuah tempat ditengah pasar madinah),sebelum Azan yang dikumandangkan dikala khatib telah naik keatas mimbar,tujuannya adalah untuk menarik perhatian penduduk pasar untuk pergi kemesjid,karena sewaktu itu manusia terlalu sibuk dengan urusan perdagangan dan juga karena kotanya amat luas dan penduduk nya amat banyak.Beliau tidak menambah barang sesuatu lafal Azan dan tidak pula bertentangan syara.karenanya tidak dapatlah kita katakana penambahan yang diadakan Usman itu Bid`ah yang sesat.Azan ini tidak merupakan Azan tambahan.
Sunggu pun demikian ,Imam Asy-Syafi`I berkata didalam kitab nya Al-Umm Saya suka Azan Jum`at itu dicukupkan sekali saja ,sebagaimana yang terjadi dimasa Nabi saw.Sendiri.Menurut Riwayat Ibnu Abi-Syaibah,Ibnu Umar pernah mengecam tambahan Azan yang dilakukan oleh Usman r.a.dan beliau berkata:
“Azan yang pertama pada Hari Jum`at itu adalah bid`ah
Kalau Riawayat yang dikatakan oleh Sahabat Abdullah bin Umar r.a.Itu benar datangnya dari beliau,maka berarti bahwa tindakan Khalifah Usman bin Affan r.a.Tentang menambah Azan pada hari Jum`at itu belum diakui/disepakati  oleh para Sahabat Nabi saw.Dan berhubungan dengan itu,Imam`Atha sendiri mengingkari (tidak mengakui)bahwa Azan tambahan pada hari Jum`at itu diadakan oleh Khalifah Usman r.a.dan ia berkata,bahwa yang mengadakan tambahan Azan pada hari Jum`at itu adalah Muawiyah.
Sebagian peneliti Riwayat mengatakan yang mengadakan tambahan Azan pada hari jum`at itu ialah Khalifah Usman r.a. dan sebagian lagi mengatakan Mua`wiyah lah yang melakukan pertama kali.Kita tidak usah pusin-pusing,dan lebih baik kita mengikuti apa yang terjadi pada Zaman Rasulullah saw saja.Sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Syafi`I didalam kitabnya al-Umm:
“Dan mana diantara keduanya yang ada,maka urusan yang terjadi dimasa Rasulullah saw.Itu lebih aku sukai”.
Al-Qurthubi rahimahullahu ta`ala berkata dalam tafsirnya(XV111/100)dari Al-Mawardi:
“Adapun Azan pertama adalah bid`ah.Hal itu hanya diperbuat oleh Usman agar kaum muslimin bersiap-siap untuk hadir mendengarkan kutbah,karena kotanya amat luas dan penduduknya banyak sekali.”
Al-Allamah Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullahu ta`ala berkata:
“Kami berpandangan bahwa cukup bagi kita melakukan Azan as-Sunnah,yang dilakukan ketika imam naik ke atas mimbar(1 kali Azan).”
Kami heran dengan orang yang panatik kepada Imam Syafi`I,kenapa mereka tidak melakukan dengan satu kali Azan sebagaimana yang dilakukan dan yang diakui oleh Imam Syafi`i?karena inilah yang benar(dengan satu kali Adzan).
“Janganlah kita berprasangka dengan adanya tambahan Azan pada Hari Jum`at itu merupakan Sunnah.Dan ada sebagian dari mereka  berperasangka jika Azan tidak dilakukan dengan 2 kali maka Shalat jum`at nya tidak sempurna.sungguh ini merupakan suatu kebodohan dari mereka karena prasangka mereka itu.Marilah kita bersama-sama kembali pada zaman yang terjadi pada Zaman Rasulullah saw.Yakni dengan 1 kali Azan saja.
              
bagaimana tentang Syaikh an-Nawawi rahimahullahu ta`ala yang membagi Bid`ah menjadi lima bagian?seperti:
1.Bid`ah yang wajib seperti pembukuan al-Qur`an.
2.Bid`ah sunnah seperti menyusun kitab-kitab ilmu pengetahuan.
3.Bid`ah mubahah seperti bervariasi dalam hidangan makanan.
4.Bid`ah muharamah.
5.Bid`ah makruhah.
Jawaban:Memang sebagian ahli ilmu mengatakan Bid`ah itu terbagi menjadi lima bagian seperti yang diyakini oleh Imam an-Nawawi dan yang lainya.Imam an-Nawawi mengkategori kan bid`ah itu menjadi lima bagian,yaitu Bid`ah wajibah,bid`ah mandubah,bid`ah mubahah,bid`ah muharamah,bid`ah makruhah.Dan sebagian ahli ilmu berpendapat  bahwa bid`ah semuanya sesat(dhalalah) dan tidak ada pembagian,sebagaimana yang dikatakan oleh Rasulullah didalam Sabdanya:
Setiap bid`ah adalah sesat.(HR.Muslim).Demikianlah disebutkan didalam hadits-hadits yang sahih dari Rasulullah saw.
Dan adalagi hadis dari Rasulullah saw,sebagaimana yang diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah r.a.Aisyah r.a.Irbadh bin Sariah r.a.dan Ibnu Mas`ud r.a.yang berbunyi:
Amma ba`du,maka sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad saw,dan seburuk-buruk perkara dalam agama adalah yang diada-adakan sedangkan setiap bid`ah adalah sesat.(HR.Muslim).
Dan pendapat yang mengatakan setiap bid`ah didalam agama adalah sesat,inilah pendapat yang benar,sebagaimana yang disabdakan Rasulullah saw.Setiap bid`ah adalah sesat.Jadi bid`ah itu tidak terbagi menjadi beberapa bagian sebagaimana yang dikatakan oleh Imam an-Nawawi dan yang lainnya.Bid`ah yang dimaksud adalah dalam masalah agama bukan dalam perkara mubah seperti variasi didalam menu makanan yang tidak pernah ada pada masa Nabi saw.Maka hal ini tidak termasuk didalam kategori bid`ah dari tinjauan syariat yang suci meskipun merupakan hal yang baru dari segi bahasa,karena bid`ah dari segi bahasa adalah perkara baru yang tidak ada contoh sebelumnya.
Sebagaimana Firman Allah Ta`ala:
Allah pencipta langit dan bumi,dan bila dia berkehendak untuk menciptakan sesuatu,maka cukuplah dia hanya mengatakan kepadanya,Jadilah,lalu Jadilah ia.(QS.Al-Baqarah:117).
Yakni Allah telah mengadakan dan menciptakan langit dan bumi ini dengan tanpa contoh sebelumnya.Akan tetapi bid`ah tidak dapat dipukul ratakan dalam segala sesuatu,dia Cuma ada didalam syariat yang suci,yakni merupakan bentuk hal baru yang tidak tidak pernah ada didalam al-Qur`an dan as-Sunnah yang menunjukkan disyariatkannya suatu amalan itu.Dan inilah pendapat yang benar yang dipilih oleh sejumlah ahli ilmu dan menetapkan bid`ah itu hanya satu yakni didalam ibadat.
Adapun mengarang kitab,serta menyusun bantahan terhadap para penyeleweng dan penentang islam maka itu tidak disebud bid`ah,karena merupakan hal yang diperintahkan oleh Allah Swt dan diperintahkan oleh Rasulullah saw,bukan perkara bid`ah.Al-Qur`anul Karim didalamnya memuat bantahan terhadap terhadap musuh-musuh Allah dan menyingkap syubhat-syubhat dengan ayat-ayat yang jelas.Demikian pula sunnah,juga memuat bantahan-bantahan terhadap para penentang islam,demikian juga kaum muslimin pada masa sahabat hingga masa kita sekarang ini.Maka ini semua tidak disebut bid`ah,bahkan termasuk melaksanakankewajiban serta bentuk perjuangan dijalan Allah,bukan bid`ah.Demikian juga membangun sekolah-sekolah,pesantren,jembatan-jembatan dan selain itu yang dimanfaatkan oleh kaum muslimin,maka tidak termasuk bid`ah dari segi pandangan syar`i.karena syariat memerintahkan untuk belajar,sedangkan sekolah membantu kelancaran proses belajar.Demikian pula membangun pemukiman untuk orang miskin dan gelandangan,Karena Allah Swt memerintahkan kita untuk berbuat baik kepada fakir miskin.Maka membangun pemukiman untuk mereka orang miskin termasuk hal yang diperintahkan Allah Swt.Demikian juga jembatan-jembatan yang dibangun diatas sungai.Semua itu merupakan hal yang bermanfaat bagi manusia dan bukan merupakan bid`ah bahkan merupakan perkara yang disyariatkan.
Maka dengan demikian,bahwa seluruh yang diada-adakan oleh manusia dalam perkara agama,padahal Allah tidak mensyariatkan,maka ia disebut bid`ah,yaitu bid`ah dhalalah(sesat)dan tidak boleh dikerjakan(Haram).Dan tidak boleh juga membagi bid`ah menjadi wajib,sunnah,mubah,makruh dan lain-lainya.Karena itu semua menyelisihi dalil-dalil syariat yang telah disampaikan oleh Rasulullah saw,sebagaimana Sabda Rasulullah saw:Seluruh bid`ah adalah sesat.(HR.Muslim).
Sebagai catatan tambahan saya akan kemukakan bantahan dari Imam Syatibi tentang ulama membagi bid`ah menjadi lima bagian:
“Sesungguhnya tentang pembagian bid`ah menjadi lima itu,adalah satu perkara yang diada-adakan,yang tidak berdalil atasnya dari dalil syar`I,bahkan didalam diri pembagian itu sendiri,berlawanan(bertentangan),karena dari hakikat bid`ah itu ialah suatu urusan yang padanya tidak ada dalil satu pun dari dalil syar`I,baik dari nas-nas syarak maupun dari kaidah-kaidahnya karena jika ada dalil syarak yang menunjukkan wajib atau sunnat atau mubah,tentu tidak ada bid`ah,dan tentu amal perbuatan itu termasuk amal-amal yang diperintahkan atau yang diharuskan.Oleh sebab itu,maka pengumpulan antara perkara-perkara bid`ah dan adanya dalil-dalil yang menunjukkan wajibnya atau sunnatnya atau harusnya suatu pengumpulan antara dua perkara yang berlawanan.(al-I`tisham).

             “Perintah untuk mengikuti al-Qur`an dan as-Sunnah Serta larangan berbuat Bid`ah dan Bahaya Bid`ah bagi yang mengerjakannya”
Bid`ah adalah sesuatu yang baru didalam agama yang tidak ada contoh dari Rasulullah saw.seorang pelaku Bid`ah meyakini adanya Bid`ah Hasanah(baik)didalam islam,sungguh ini adalah pemahaman yang keliru yang diyakini kebanyakan ummat pada umum nya. pelaku bid`ah senantiasa melakukan amalan amalan bid`ah didalam agama Allah ini,padahal amalan yang mereka lakukan tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah saw.Sungguh suatu kebodohan yang mereka lakukan,para pelaku bid`ah juga meyakini bahwa agama Allah ini belum sempurna,dan akan sempurna dengan perbuatan Bid`ah yang dilakukan olenya.
   Padahal Allah ta`ala telah berfirman:
   Artinya:pada hari ini telah ku sempurnakan untuk kamu agamamu,telah kucukupkan kepadamu nikmat  ku,dan telah ku ridhai islam itu jadi agamamu.(QS.Al-maidah:3)
  Dengan ayat ini nyatalah bagi kita bahwa agama islam itu telah disempurnakan oleh Allah ta`ala
  Al-allamah ibnu Sa`dy rahimahullahu ta`ala menjelaskan tentang firman Allah Ta`alla di atas adalah:yakni  dengan disempurnakan kemenangan dan disempurnakannya syari`at nya yang dzahir dan yang bathin,baik dari segi ushul(pokok) maupun furu(cabang).
Nyatalah sudah bagi kita bahwasanya agama islam itu telah sempurna,jadi agama islam ini tidak perlu lagi adanya penambahan dalam hal ibadah seperti yang dilakukan kebanyakan orang pada umum nya.
Maka dari itu hendaklah kita mengerjakan ibadah apa apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw.dan janganlah kita mengerjakan apa  apa yang tidak dicontoh kan oleh Rasulullah saw.Sebagaimana firman Allah Ta`alla:
Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia.Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah.(QS.Al-Hasyr:7)
 Firman Allah Ta`ala:
Maka Hendaklah orang orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa adzab yang pedih.(QS.An-Nuur:63)
 Firman Allah Ta`ala:
Kemudian kami jadikan kamu diatas syari`at(peraturan)dan urusan agama itu,maka ikutilah syari`at itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui(QS.Al-Jaatsiyah:18).
Firman Allah Ta`ala:
Dan sesungguhnya ini adalah jalan ku yang lurus,maka ikutila dia,dan janganlah kamu mengikutu jalan-jalan (yang lain),karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan nya.yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa.(QS.Al-An`am:153).
Firman Allah Ta`ala:
Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.(QS.Al-Ahzaab:21)
Dan firman Allah Ta`ala:
Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama masuk islam diantara orang-orang muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik,Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka jannah-jannah yang mengalir sungai-sungai di dalamnya,mereka kekal didalamnya selama-lamanya.itulah kemenangan yang besar.(QS.At-Taubah:100)
Allah Ta`ala berfirman juga:
Apakah mereka mempunyai sesembahan-sesembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah.(QS.Asy-syura:21)
Ayat diatas menjelaskan;Sesungguhnya asal hukum berbagai ibadah itu adalah tidak boleh dan dilarang(Haram)hingga ada dalil yang mensyariatkannya.
Ibnu Jarir rahimahullahu ta`ala dalam menakwilkan surat Asy-syura ayat 21 diatas adalah:”Apakah mereka(orang-orang musyrik) mempunyai sesembahan selainAllah dalam kesyirikan dan kesesatan nya?mereka mensyariatkan agama yang tidak diizinkan oleh Allah,dan mereka membuat suatu hal baru yang tidak Allah kehendaki.
Ayat di atas merupakan bukti yang jelas bahwa orang yahudi dan nasrani membuat suatu syariat yang tidak pernah diizinkan oleh Allah,dan dikarenakan perbuatannya(orang yahudi dan nasrani) yang membuat suatu syariat yang tidak diizinkan Allah,lantas mereka jatuh kedalam jurang kesesatan.Maka dari itu kita sebagai orang islam janganlah kita sampai seperti orang yahudi dan nasrani yang selalu berbuat syariat didalam agama yang tidak pernah diizinkan oleh Allah sehingga mereka jatuh kedalam jurang kesesatan.
Rasulullah saw bersabda:Apabila ada sesuatu dari urusan dunia kamu,maka kamu lebih mengerti akan dia,maka apabila ada sesuatu dari urusan agama kamu,maka hendaklah kamu mengikuti saya.(HR.Ahmad dari Anas r.a.)
Hadits tersebut menjelaskan kepada kita bahwasanya kita lebih mengetahui tentang urusan dunia kita.Tetapi dalam hal ibadah hendaklah kita mengikuti apa apa yang dicontohkan oleh Rasulullah saw.Janganlah kita terlalu lancang menambah nambah dalam hal ibadah yang tidak di syariatkan oleh Allah dan Rasul nya saw.Janganlah kita terpedaya dengan perkataan(fatwa)dari seseorang yang mengatakan bahwa didalam agama islam ada bid`ah hasanah(baik).Sungguh hal ini telah bertolak belakang dengan sabda Rasulullah saw yang mengatakan setiap bid`ah sesat(hal ibadah).Telah nyata buat kita bahwa setiap bid`ah itu sesat,dan ini adalah harga mati dari Rasulullah dan tidak boleh ditawar lagi, apalagi di tentang dengan perkataan seseorang,dan janganlah kita menentang perkataan Rasulullah dengan perkataan seseorang.dalam masalah ini  seorang sahabat Rasulullah saw yakni Abdullah bin Abbas r.a berkata:
Hampir-hampir turun hujan batu dari langit atas kamu,saya berkata kepadamu,Rasulullah Saw bersabda,sedang kalian membantah dengan perkataan Abu Bakar dan Umar.
Seseorang yang mengatakan adanya bid`ah hasanah(baik)didalam islam sungguh ini merupakan suatu kebodohan dan tidak bersumber sama sekali.
Rasulullah Saw bersabda:Sesungguhnya Allah tidaklah menahan ilmu dari manusia,tetapi dia akan menahan ilmu  dengan ditahan nya (diambilnya)para ulama sehingga jika tidak ada lagi seorang alim (ahli agama islam)maka manusia mengangkat  orang orang yang bodoh ,sebagai pemimpin-pemimpin mereka,maka bertanyalah orang-orang ,lalu dijawablah dengan tanpa ilmu,maka sesatlah mereka dan menyesatkan.(HR.Bukhari-Muslim)
Ketahuilah bahwasanya amalan yang dilandasi dengan hawa nafsu,berdasarkan fikiran semata  dan yang tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah saw tidak akan pernah diterima(ditolak) oleh Allah ta`ala.
sebagaimana sabda rasulullah saw:barang siapa yang melakukan suatu perbuatan yang bukan perintah kami,maka ia tertolak.
Dan dalam riwayat lain:barang siapa mengada-adakan dalam perintah kami ini,yang bukan darinya ,maka ia tertolak.
Barang siapa mengerjakan suatu amalan yang mana kami tidak mengerjakan maka ia tertolak.(HR.Ahmad,Bukhari dan abu dawud Dari Aisyah r.a)
Hadits ini dengan tegas telah memberikan penjelasan kepada kita  bahwa amalan yang tidak ada sumber nya dari Rasulullah itu tertolak.Maka dari itu hindarilah amalan-amalan yang tidak bersumber dari Rasulullah karena amalan itu akan menggiring kita kepada kesesatan dan kesesatan itu tempat nya dineraka.
Dari jabir bin Abdullah r.a berkata, Rasulullah saw bersabda:sesungguhnya sebenar benar perkataan itu ialah kitab allah,dan sesungguhnya semulia mulia petunjuk itu ialah petunjuk Muhammad,dan sejelek jelek perkara itu yang diada-adakan,dan tiap-tiap yang diada-adakan itu bid`ah,dan setiap bid`ah itu sesat,dan tiap-tiap kesesatan itu didalam neraka.(HR.Muslim).
Hadits diatas juga diriwayatkan oleh Imam Bukhari,Ahmad,an-Nasai,Ibnu majah,Abu Dawud dan at-Turmudzi.dan hadis ini diriwayatkan  secara mutawatir.Hadis diatas mengandung arti bahwa kita diperintahkan berpegang teguh kepada Al-Qur`an karena sebenar-benar perkataan adalah Al-Qur`an dan kita diperintah juga untuk turut mengikuti petunjuk nabi Muhammad saw.karena semulia-mulia petunjuk adalah petunjuk Muhammad,dan kita diperintah agar menjauhi tentang perkarara-perkara yang baru di dalam agama,karena setiap yang baru dalam agama adalah bid`ah dan setiap bid`ah sesat,sesat itu tempatnya didalam neraka.Kita heran dengan orang-orang yang selalu mengerjakan sesuatu ibadah, padahal Rasulullah tidak pernah mencontohkan nya,kenapa mereka begitu gigih melakukan ibadah yang tidak pernah di syariatkan oleh Allah dan Rasul nya?padahal begitu banyak Dalil baik dari Allah maupun dari Rasulullah yang melarang keras mengada-adakan dalam perkara agama.Marilah kita bersama-sama untuk berpegang kepada Al-Qur`an dan As-Sunnah saja, Ini kita lakukan hanya untuk mencari keridhaan Allak baik didunia maupun diakhirat.Dan janganlah kita terpengaruh dengan banyak nya orang yang melakukan ibadah yang tidak pernah disyariatkan oleh Allah dan Rasulnya.Walaupun yang melakukan itu sealilm-alim manusia.Cukuplah kita berpegang kepada Al-Qur`an dan As-Sunnah saja.
 Allah Ta`ala berfirman:Dan sesungguhnya inilah jalan ku yang lurus,maka kamu ikutilah dia,dan janganlah kamu ikuti jalan-jalan lain,karena jalan-jalan itu memisahkan kamu dari jalan nya,demikianlah pesan Allah kepadamu,supaya kamu bertakwa.(QS.al-An-am:153).
Surat al-An-am ayat 153 diatas,menunjukkan bahwa Nabi Muhammad saw.Disuruh menyatakan oleh Allah kepada segenap umatnya tentang jalan yang lurus,yang umat nya diperintahkan mengikuti nya(Nabi Muhammad)dan jangan mengikuti jalan-jalan yang lain.Jika tidak mengikuti jalan Nabi Muhammad yang lurus,niscaya akan terpisahkan dari jalan Allah.
Imam-Syatibi  rahimahullahu ta`ala mentafsirkan surat al-an Am ayat 153 diatas adalah:jalan yang lurus adalah jalan Allah yang diperintahkan untuk menapakinya,yaitu As-Sunnah sedangkan jalan selainnya adalah jalan yang ditempuh oleh para pengikut bid`ah yang menyelisihi jalan yang lurus.
Rasulullah Saw bersabda:Maka wajib atas kalian untuk berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah khulafaaur rasyidin yang mendapat petunjuk setelahku,berpegang teguhlah kalian dengannya dan gigitlah dengan gigi geraham kalian.dan jauhilah oleh kalian segala perkara yang baru dalam urusan agama,sesungguhnya setiap bid`ah adalah sesat.(HR.Tirmidzi Dari Irbadh bin Saariyah r.a.)
Hadits diatas mengandung arti bahwa Nabi Muhammad memerintahkan kita agar kita berpegang teguh kepada sunnah-sunnah Rasulullah dan para sahabat nya yang lurus dan terpimpin,serta kita diperintah mempertahankan sunnah-sunnah Rasulullah saw dan para sahabatnya serta menjauhi perbutan yang baru dalam agama,karena setiap hal yang baru didalam agama itu adalah bid`ah dan setiap bid`ah sesat,dan kesesatan itu tempatnya dineraka.
Rasulullah saw bersabda:Aku telah meninggalkan kepada kamu sekalian dua perkara yang tidak akan sesat kamu dengan keduanya,yaitu:kitab Allah dan sunnahku,dan kedua-duanya tidak akan terpisah sehingga keduanya datang kepadaku kelak di telaga.(HR.Hakim Dari Abu Hurairah r.a.)
Hadits diatas menjelaskan kepada kita agar kita senantiasa untuk berpegang teguh kepada Al-Qur`an dan As Sunnah niscaya kita tidak akan pernah tersesat selama kita mengikuti keduanya(Al-Qur`an dan As Sunnah).jika kita tidak mengikuti Al-Qur`an danAs- Sunnah pastilah kita akan tersesat.
Rasulullah Saw bersabda:sesungguhnya aku meninggalkan kamu sekalian seperti putih bersih,malam nya seperti siangnya,tidak menyimpang darinya melainkan pasti binasa.(H.R.Ibnu Abi`Ashim Dari Irbadh r.a.)
Hadits diatas diambil dari kitab as-sunnah oleh Imam Ibnu Abi Ashim dengan sanad yang Hasan.Maksud hadis diatas ialah Rasulullah saw telah meninggalkan agama ini putih bersih,barang siapa yang menyimpang dari tuntunan Rasulullah saw pasti akan binasa baik didunia maupun diakhirat.
Wasiat Dan pernyataan Para Imam Ahlus Sunnah Tentang Berittiba`Dan Larangan berbuat Bid`ah.
1.       Abu Bakar as-Shiddiq r.a.berkata:Hendaklah kamu taat kepadaku sebagaimana aku taat kepada Allah,maka apabila aku tidak mengikut Allah,maka tidak adalah kewajibanmu menaati aku.
2.       Umar bin Khaththab r.a.berkata:Wahai manusia,sesungguhnya pikiran itu tidak lain adalah dari Rasulullah saw sendiri yang benar,karena Allah yang telah memberikan pendapat kepadanya,dan tidak ada lain pikiran dari kami itu melainkan sangka-sangka saja dan cari-cari saja
3.       Umar bin Kaththa r.a.berkata:Hindarilah oleh kalian para pengikut ra`yu(rasionalis),karena mereka adalah musuh Sunnah,mereka menghafalkan hadits mereka mengatakan dengan ra`yunya(pemikirannya)yang pada akhirnya tersesat dan menyesatkan.
4.       Dan dilain riwayat beliau r.a.berkata:Sesungguhnya orang-orang ahli pikir(kias)itu musuh sunnah-sunnah Nabi,mereka itu tidak dapat menyimpan hadis-hadis dan terluput dari mereka riwayat-riwayatnya,dan mereka malu ketika ditanya untuk menyatakan,kami tidak mengerti maka mereka menyaingi sunnah-sunnah dengan pikiran mereka,maka itu takutlah olehmu dan jauhkanlah mereka itu.
5.       Dan beliau r.a.pernah berkata juga:Sunnah itu apa yang pernah di sunnahkan oleh  Rasulullah Saw,janganlah kamu menjadikan kesalahan pikiran orang itu sebagai sunnah bagi umat.
6.       Dan juga beliau r.a.pernah berkata:Takutlah kamu akan pikiran didalam urusan agamamu.
7.       Sahabat Ali bin Abu Thalib r.a.berkata:Seandainya agama itu berdasarkan pemikiran,pastilah bagian bawah sepatu khuf lebih utama untuk di usap daripada bagian atas nya.Akan tetapi saya melihat Rasulullah saw mengusap bagian atas nya.
8.       Muadz bin Jabal r.a.berkata:wahai manusia,raihlah ilmu sebelum ilmu tersebut diangkat,ingatlah bahwa diangkatnya ilmu itu dengan wafatnya ahli ilmu.hati-hatilah kamu terhadap bid`ah ,perbuatan bid`ah,dan tanathu(melampaui batas).Berpegang teguhlah pada urusan kamu yang terdahulu,berpegang teguhlah kepada Al-Qur`an dan As sunnah.(Al-Bida`wan nahyu oleh ibnu wadhdhah).
9.       Sahabat Hudzaifah bin Al-Yaman berkata:Setiap ibadah yang tidak pernah dilakukan olah sahabat Rasulullah saw sebagai ibadah,janganlah kamu melakukannya,sebab generasi pertama itu tidak memberikan kesempatan kepada generasi berikutnya untuk berpendapat (dalam masalah agama).Bertakwalah kepada Allah,wahai,para qurra(ahlul qira`ah)dan ambillah jalan orang-orang sebelum kamu.
10.   Sahabat Abu Darda r.a.berkata:kamu tidak akan tersesat selama kamu mengikuti atsar.
11.   Dari Ummud Darda r.a.ia berkata:Abu Darda datang menemuiku dalam keadaan jengkel.Lalu aku bertanya,ada apa denganmu?Dia (Abu Darda,r.a.)menjawab Demi Allah,aku tidak melihat mereka sedikit pun berada pada ajaran muhammad,hanya saja mereka semua melakukan shalat.
12.   Dari Abu Darda r.a. berkata:Tidak ada yang diabaikan oleh Nabi saw,sampai burung yang mengepakkan sayapnya dilangit,melainkan beliu telah mengajarkan kepada kita tentang ilmunya.
13.   Salman Al-Farisi r.a. berkata:ada seseorang musyrik bertanya kepadaku.Apakah Nabi kalian mengajarkan sampai tentang cara buang hajat?aku(Salman)menjawab.Ya,beliau telah melarang menghadap kiblat ketika buang hajat,dan melarang membersihkan hajat dengan kurang dari tiga batu,ataudengan tangan kanan,atau dengan kotoran kering,atau tulang.
Perkataan Salman r.a.diatas menjelaskan kepada kita bahwa semua hal telah diajarkan oleh Rasulullah saw bahkan sampai perkara buang hajat sekalipun.

14.   Abdullah bin Abbas r.a.Berkata:Melihat kepada seorang ahlus sunnah dapat mendorong kepada as-Sunnah dan mencegah dari bid`ah.
15.   Ubay bin Ka`ab r.a.berkata:sederhana didalam sunnah itu lebih baik daripada bersungguh-sungguh dalam bid`ah.
16.   Dari Ubay bin Ka`ab r.a.berkata:Hendaklah kalian mengikuti jalan dan As-Sunnah,sesungguhnya tidak ada seorang hamba yang mengikuti jalan As-Sunnah karena ingat kepada Allah dan kedua mata nya menangis karena takut kepada Allah,lalu disentuh api neraka.Sesungguhnya menahan diri dari As-Sunnah itu lebih baikdaripada berijtihad dalam masalah yang diperselisihkan.
17.   Sahabat  Abdullah bin Mas`ud r.a.berkata:Hendaklah kalian mengikuti dan janganlah kalian berbuat bid`ah,sungguh kalian telah dicukupi,berpegang teguhlah pada urusan terdahulu(al-Qur-an dan ass-Sunnah).
18.   Dilain riwayat beliau Abdullah bin Mas`ud r.a.Berkata:Sederhana didalam sunnah itu lebih baik daripada bersungguh-sungguh dalam bid`ah.
19.   Dilain riwayat beliau r.a.berkata:Wahai manusia,sesungguhnya kamu akan mengada-adakan urusan agama dan akan diada-adakan  bagi kamu,maka apabila kamu melihat barang yang diada-adakan hendaklah kamu berpegang (mengingat)urusan yang pertama di masa Nabi.
20.   Dilain Riwayat Abdullah bin Mas`ud r.a.juga berkata:Barang siapa mengikuti jejak seseorang,maka ikutilah jejak orang-orang yang telah wafat,mereka adalah para Sahabat Muhammad Saw.Mereka adalah sebaik-baik ummat ini,paling baik hatinya,paling dalam ilmu nya,dan paling sedikit berpura-pura.Mereka adalah suatu kaum yang telah dipilih Allah untuk menjadi Sahabat Nabi nya Saw.dan menyebarkan agamanya.Maka dari itu,berusahalah untuk meniru akhlah dan cara mereka,karena mereka telah berjalan diatas petunjuk yang lurus.
21.   Dilain riwayat beliau r.a.berkata;Para ahli qiraat kamu dan para ahli pengetahuan kamu sama pergi(mati)dan manusia sama menjadikan ketua-ketua yang bodoh-bodoh,mereka mengias beberapa perkara agama dengan pikiran mereka.
22.   Dilain Riwayat beliau r.a.Berkata:Senantiasa manusia itu dalam keadaan baik selama mereka mengambil ilmu dari generasi tua.Adapun jika mereka mengambilnya dari generasi muda dan orang-orang jahat,niscaya mereka binasa.
23.   Dan dilain riwayat beliau r.a.berkata:Kemudian datanglah kaum yang mengias beberapa perkara agama dengan pikiran mereka,lalu rusaklah islam dan sumbing.
24.   Sahabat Abdullah bin Abbas r.a.berkata:hendaklah kamu berpegang teguh dengan takwa kepada Allah dan tetaplah ,kamu ikutilah dan janganlah kamu berbuat bid`ah.
25.   Dan dilain riwayat beliau r.a.berkata:sesungguhnya perkara-perkara yang paling dibenci Allah itu adalah bid`ah-bid`ah dalam urusan agama,dan sesunggunya dari urusan bid`ah itu ialah itikaf didalam masjid-masjid yang dibuat didalam rumah-rumah.
26.   Dilain riwayat beliau r.a.berkata:Sesungguhnya ia(Agama)itu tidak lain ialah Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya:Maka barang siapa berlaku selain itu dengan pikirannya,saya tidak tahu,apakah kebaikannya yang akan ia peroleh ataukah kejelekannya.
27.   Sahabat Abdullah bin umar r.a. berkata:Senantiasa manusia berada diatas jalan yang lurus selama mereka mengikuti atsar.
28.   Pada suatu hari Abdullah bin Umar r.a.Mendengar seseorang bersin dan berkata”Alhamdulillah was shalatu was salamu`ala Rasulillah.dan seketika Abdullah bin Umar r.a.berkata:Bukan demikian Rasulullah mengajari kita,tetapi beliau bersabda:`Jika diantara kamu bersin,pujilah Allah dengan mengucapkan’’Alhamdulillah”tetapi beliau tidak mengatakan:”Lalu bacalah Shalawat kepada ku.”Perhatikanlah tatkala seseorang menambah Shalawat dalam bacaan bersinnya,seketika itu Abdullah bin Umar r.a.Langsung menegurnya.dan dari perkataan Ibnu Umar diatas jelaslah bahwa Ibnu Umar telah menolak tambahan dengan alasan bid`ah hasanah.
29.   Dan dilain riwayat beliau juga berkata:setiap bid`ah sesat walaupun manusia menganggap nya baik.Perkataan Ibnu Umar diatas mengandung arti bahwasanya setiap bid`ah didalam agama itu sesat dan tidak ada yang baik,walaupun manusia menganggap nya baik.Nyatalah buat kita bahwa di dalam agama islam ini tidak ada bid`ah yang baik,sebagaimana yang dikatakan oleh sebagian kalangan.
30.   Abdullah bin Amr bin Ash r.a.berkata:Tidak ada suatu bid`ah yang dilakukan,melainkan bid`ah tersebut semakin bertambah banyak.Tidak ada suatu sunnah yang dicabut,melainkan sunnah tersebut bertambah jauh.
31.   Imam  Abu Hanifah(Hanafi)berkata:Jika aku mengatakan suatu perkataan yang bertentangan dengan kitab Allah dan kabar Rasulullah saw,maka tinggalkanlah perkataan ku.
32.   Imam Abu Hanifah(Hanafi)berkata:Jika suatu hadits itu sahih,maka itulah madzhabku.
33.   Dari Nuh al-Jaami`ia berkata:’Saya bertanya kepada Abu Hanifah(Hanafi):apakah yang anda katakan terhadap perkataan yang dibuat-buat oleh orang-orang,seperti A`radh dan Ajsam?beliau menjawab:Itu adalah perkataan ahli filsafat.Berpegang teguhlah pada atsar dan jalan orang Salaf dan waspadalah terhadap segala sesuatu yang diada-adakan karena hal tersebut adalah bid`ah.
34.   Imam Malik bin Anas pernah berkata:barang siapa mengada-adakan satu ibadah didalam islam,yang ia memandang bid`ah itu hasanah,maka sesungguhnya ia telah menyangka bahwa Muhammad telah berkhianat akan risalah tuhan,karena sesungguhnya Allah telah berfirman:pada hari ini telah aku sempurnakan bagi kamu agama kamu,maka apa apa yang tidak jadi agama pada hari itu,tidaklah menjadi agama pada hari ini.
35.   Ada seseorang bertanya kepada imam Malik tentang membaca Qul Huwallahu Ahad”beberapa kali dalam satu rakaat,maka ia benci yang demikian itu,dan ia berkata,yang demikian itu satu dari pada perkara-perkara yang diada-adakan orang.(Al-I`tisham).
36.   Imam Malik bin Anas sering kali mengucapkan dalam syai`rnya:“Sebaik-baik urusan agama yang berlandaskan sunnah,dan sejelek-jelek urusan agama adalah yang diada-adakan lagi baru.
37.   Ada seorang laki-laki yang datang kepada Imam Malik bin Anas,dia bertanya,dari mana saya akan mulai berihram?Imam Malik menjawab,Dari miqat yang ditentukan Rasulullah saw,beliau berihram dari sana.Dia bertanya lagi,bagaimana jika aku berihram dari tempat yang jauh lagi?Dijawab,Aku tidak suka hal itu.Tanyanya lagi ,Apa yang tidak kau suka dari itu?Imam Malik berkata:Aku takut kau terjatuh pada sebuah Fitnah!Dia berkata lagi,Fitnah apa yang terjadi dalam menambah kebaikan?Imam Malik berkata,Allah berfirman:Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa fitnah(cobaan)atau  ditimpa adzab yang pedih.(QS.An-Nur:63).Dengan riwayat dari Imam Malik diatas nyatalah sudah bahwa imam Malik menolak dengan tegas seseorang yang ingin membuat hal yang baru didalam agama.
38.   Imam Syafi`I berkata:Tiap-tiap sesuatu yang menyalahi perintah Rasulullah saw.Jatuhlah ia,dan tidak akan tegak besertanya sesuatu pendapat,dan tidak pula suatu kias.
39.   Dilain Riwayat Imam Syafi`I berkata:Apabila hadits sahih menyalahi perkataanku,maka lemparkan perkataanku kebelakang dinding,dan berbuatlah kamu dengan hadis yang kokoh itu.
40.   Dilain Riwayat Imam Syafi`I berkata:Apabila hadits telah sah,maka itulah mazhabku.
41.   Dilain Riwayat Imam Syafi`I berkata:Apabila telah sah kabar hadits yang menyalahi perkataanku,maka hendaklah kamu mengikuti khabar itu,dan ketahuilah olehmu,bahwa sesungguhnya itulah mazhabku.
42.   Dilain Riwayat Imam Syafi`I berkata:Tiap-tiap masalah yang pernah saya bicarakan,padahal sah khabar(hadits)tentang masalah itu dari Nabi saw.Disisi ahli riwayat dengan menyalahi apa yang telah saya katakana,maka saya akan kembali kepadanya,baik dikala saya masih hidup maupun sesudah mati.
43.   Dilain Riwayat Imam Syafi`I berkata:Apabila kamu mendapat satu sunnah Muhammad Rasulullah saw,menyalahi perkataanku,maka sesungguhnya aku berkata dengannya.
44.   Imam Syafi`I berkata:Apabila kamu dapati dalam kitabku,perkataan yang menyalahi Sunnah Rasulullah saw,maka hendaklah kamu berkata dengan Sunnah  Rasulullah saw,lalu tinggalkanlah perkataanku.
45.   Imam Syafi`I berkata: Barang siapa menganggap baik satu ibadah,berarti ia telah membikin agama.
46.   Imam Ruyani berkata:Barang siapa membikin agama maka kufurlah ia.
47.   Imam Ahmad bin Hanbal berkata:pokok sunnah menurut kami adalah berpegang teguh pada apa yang dilakukan oleh para sahabat Rasulullah saw,dan mengikuti mereka serta meninggalkan bid`ah.Segala bid`ah itu sesat
48.   Imam Ahmad bin Hanbal berkata:Barang siapa yang menolak hadits Rasulullah saw.Maka sesungguhnya ia telah berada dipinggir jurang kehancuran.
49.   Imam  al-Auza`I berkata:Hendaklah engkau berpegang dengan atsar para pendahulu(Salaf)meskipun orang-orang menolakmu.Selain itu,jauhkanlah dirimu dari pendapat para tokoh meskipun ia menghiasi pendapatnya dengan perkataan yang indah.Sesungguhnya hal itu akan jelas,sedang kamu berada diatas jalan yang lurus.
50.   Imam Ayub as-Sakhtiyani berkata:Tidaklah ahlul bid`ah itu bertambah sungguh-sungguh(didalam bid`ahnya)melainkan semakin bertambah pula kejauhannya dari Allah.
51.   Sufyan ats-Tsauri berkata:Perbuatan bid`ah lebih dicintai oleh iblis daripada kemaksiatan.Pelaku kemaksiatan masih mungkin untuk bertaubat dari kemaksiatannya,sedangkan pelaku bid`ah sulit untuk bertaubat dari bid`ah-nya.
52.   Alangkah indahnya ungkapan seorang alim yang mengamalkan Ilmunya,yaitu al-Fudhail bin Iyadh:”Ikutilah jalan-jalan kebenaran itu,jangan hiraukan walaupun sedikit orang yang mengikuti nya!Jauhkanlah dirimu dari jalan-jalan kesesatan dan janganlah terpesona dengan banyaknya orang yang menempuh jalan kesesatan.
53.   Imam Muhammad bin Sirrin berkata:Para salaf pernah berkata:Selama seseorang berada diatas atsar,pastilah dia diatas jalan yang lurus.
54.   Imam Hassan bin Athiiyyah berkata:Tidaklah suatu kaum berbuat bid`ah dalam agamanya melainkan tercabut dari sunnah mereka seperti itu pula.
55.   Imam Abdullah bin Mubarak berkata:Hendaknya kamu bersandar pada atsar dan ambillah pendapat yang dapat menjelaskan hadis untukmu.
56.   Imam al-Hasan berkata:Sesungguhnya tidak lain yang membinasakan orang yang sebelum kamu,melainkan ketika telah menyimpang mereka itu dengan beberapa jalan,dan melampaui jalan yang benar,lalu mereka meninggalkan atsar-atsar,dan berkata tentang agama dengan pikiran mereka,lalu sesatlah mereka dan menyesatkan.
57.   Imam asy-Syu`bi berkata:Sesungguhnya tidak ada lain yang membinasakan kamu sekalian itu melainkan ketika kamu telah meninggalkan atsar,dan kamu mengambil dengan beberapa kias.
58.   Imam Abu-Al-Aliyah berkata:Hendaklah kalian berpegang kepada urusan agama pertama yang dipegangi orang-orang,sebelum mereka terbagi-bagi.
59.   Imam Sahal bin Hunaif berkata:Wahai manusia,bohonglah pikiran kamu atas agamamu.
60.   Imam Abu Bakar bin Abi Dawud berkata:Orang Ahlli ra`yu(pikiran)itu,mereka adalah ahli bid`ah.
61.   Imam as-Syu`bi berkata:Sesungguhnya sunnah itu tidak boleh diletakkan(dicampur)dengan kias-kias.
62.   Sa’id bin Musayyab (tabi’in) melihat seseorang mengerjakan LEBIH DARI 2 RAKAAT shalat setelah terbit fajar. Lalu beliau melarangnya. Maka orang itu berkata, “Wahai Sa’id, apakah Allah akan menyiksa saya karena shalat?”, lalu Sa’id menjawab :”Tidak, tetapi Allah akan menyiksamu karena menyalahi sunnah” (Shahih, diriwayatkan oleh Baihaqi dalam As Sunan Al Kubra II/466, Khatib Al Baghdadi dalam Al Faqih wal mutafaqqih I/147, Ad Darimi I/116)
Itulah sebagian sekumpulan perkataan dari kalangan Sahabat Nabi saw,serta ungkapan kata yang indah dari Imam Ahlus Sunnah.Sebenarnya begitu banyak perkataan-perkataan yang diucapkan oleh Para Sahabat Nabi saw serta Imam-Imam ahlus sunnah,kalau diteruskan penulisannya mungkin memerlukan banyak lembaran kertas,tapi apa yang telah penulis kemukakan diatas,penulis rasa itu sudah cukup.Itulah sekelumit perkataan dari para sahabat Nabi saw dan Imam-imam ahlus sunnah Yang semua itu mereka memerintahkan kepada kita untuk berpegang kepada al-Qur`an dan as-Sunnah serta menjauhi perkara-perkara yang diada-adakan didalam agama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar