Total Tayangan Halaman

Senin, 06 Februari 2012

Hukum memperingati Isra Mi`raj

Tanggal 27 Rajab menjadi satu agenda penting bagi kaum muslimin. Mereka meyakini bahwa pada tanggal itu terjadi peristiwa Isra’ dan Mi’raj. Padahal para ulama berselisih pendapat tentang tanggal terjadinya Isra’dan Mi’raj. Disebutkan oleh Syaikh Shafiyurrahman Al Mubarakfuri, ada sekitar 6 pendapat ulama, terkait dengan penentuan waktu kejadian Isra’ dan Mi’raj.
Pertama, Isra’ dan Mi’raj terjadi di tahun pertama ketika beliau diangkat sebagai Nabi. Ini adalah pendapat At-Thabari.
Kedua, Isra’ dan Mi’raj terjadi lima tahun setelah beliau diutus sebagai Nabi. Ini adalah pendapat yang dipilih oleh Imam An-Nawawi dan Al-Qurthubi.
Ketiga, Isra’ Mi’raj terjadi di malam 27 Rajab, tahun 10 setelah kenabian (sepuluh tahun setelah beliau diutus menjadi Nabi). Ini pendapat Al-Manshurfuri.
Keempat, peristiwa Isra’ terjadi 16 bulan sebelum beliau hijrah ke Madinah, tepatnya di bulan tahun 12 setelah kenabian.
Kelima, peristiwa ini terjadi setahun dua bulan sebelum hijrah, atau tepatnya di bulan Muharram tahun 13 setelah kenabian.
Keenam, Isra’ Mi’raj terjadi satu tahun sebelum beliau hijrah ke Madinah, tepatnya di bulan Rabi’ul Awal tahun 13 setelah kenabian.
Dari enam pendapat di atas, 3 pendapat pertama tertolak dan bertentangan dengan realita sejarah lainnya. (Lihat Ar-Rahiqum Makhtum, hal. 85)
Bagaimana analisisnya?
Sebelumnya kami tegaskan –barangkali ada sebagian kaum muslimin yang belum paham–, urutan bulan hijriyah: …Rajab, Sya’ban, Ramadhan, , dst.
Kemudian, sebagaimana yang kita ketahui, sekembalinya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Isra’ Mi’raj, beliau membawa syariah shalat lima waktu. Sementara para ahli sejarah menegaskan bahwa Khadijah meninggal di bulan Ramadhan tahun kesepuluh setelah kenabian. Ini sebagaimana yang ditegaskan Ibnul Jauzi (Talqih Fuhum Ahlil Atsar, hal. 7). Padahal sampai Khadijah meninggal belum ada kewajiban shalat lima waktu.
Jika dua peristiwa ini, yaitu Isra’ Mi’raj dan wafatnya Khadijah terjadi dalam tahun yang sama, tahun sepuluh setelah kenabian, tentunya di bulan kematian Khadijah radhiallahu ‘anha, kewajiban shalat sudah ada. Karena urutan bulan Rajab jatuh sebelum ramadhan.
Adapun tiga pendapat terakhir, Al-Mubarakfuri memberi komentar, “Untuk tiga pendapat sisanya, saya belum mendapatkan keterangan yang menguatkan salah satu pendapat tersebut. Hanya saja, konteks surat Al-Isra’ menunjukkan bahwa peristiwa ini terjadi di waktu-waktu terakhir di Mekah.”
Ulama Sepakat Peringatan Isra’ Mi’raj adalah Bid’ah
Para ulama sepakat bahwa peringatan Isra’ Mi’raj adalah acara bid’ah. Ibnul Qayim menukil keterangan Syaikhul Islam Ibn Taimiyah, yang mengatakan, “Tidak diketahui dari seorang-pun kaum muslimin, yang menjadikan malam Isra’ Mi’raj lebih utama dibandingkan malam yang lainnya. Lebih-lebih menganggap bahwa malam Isra’ lebih mullia dibandingkan lailatul qadar. Tidak seorangpun sahabat, maupun tabi’in yang mengkhususkan malam Isra’ dengan kegiatan tertentu, dan mereka juga tidak memperingati malam ini. Karena itu, tidak diketahui secara pasti, kapan tanggal kejadian Isra’ Mi’raj.” (Zadul Ma’ad, 1/58 /59).
Ibnu Nuhas mengatakan, “Memperingati malam Isra’ Mi’raj adalah bid’ah yang besar dalam urusan agama. Termasuk perkara baru yang dibuat-buat teman-teman setan.” (Tanbihul Ghafilin, hal. 379 – 380. Dinukil dari Al Bida’ Al Hauliyah, hal. 138)
Allahu a’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar